Bakat adalah sesuatu yang diminati anak, tetapi minat belum tentu merupakan bakat anak.
Seperti halnya intan, bakat seorang anak pun harus ditemukan lalu diasah dengan tekun untuk memperoleh bentuk berupa karya-karya bermanfaat dan bernilai tinggi. Masalahnya, tidak mudah mengenali bakat seorang anak.
Bakat dalam pengertian bahasa yang umum adalah 'kelebihan atau keunggulan ilmiah yang melekat pada diri kita, dan menjadi pembeda antar kita dengan orang lain'. Menurut psikolog Hj. Fitriani F. Syahrul, M.Si, direktur Lembaga Pendidikan Anak Lentera Insan CDEC, Depok, Jawa Barat, "Bakat itu sesuatu yang ada 'di dalam', dan merupakan kecenderungan seseorang yang luar biasa. Seringkali, bakat diasosiasikan dengan minat."
Meski bakat sering diasosiasikan dengan minat, keduanya adalah sesuatu yang berbeda. Minat itu superficial, dipermukannya, dan dengan pengaruh lingkungan pun ia akan muncul. Maka, minat bisa kita jadikan pintu masuk untuk mengetahui bakat anak dengan melakukan observasi dan tes minat bakat. Dari tes itu akan diketahui, apakah minat tersebut juga merupakan bakat anak atau bukan. Jadi, bakat adalah sesuatu yang diminati anak, tetapi minat belum tentu merupakan bakat anak.
Membicarakan bakat anak, biasanya ingatan kita melayang pada istilah 'anak berbakat' (gifted child). Saat kita mencermati dan mulai mengasah bakat anak, bisa saja kita menemukan 'keberbakatan' pada diri sang anak. Berikut ini ciri-ciri anak dengan 'keberbakatan' atau 'anak berbakat', mengacu pada informasi dari website Pusat Keberbakatan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia :
1. Lebih merepotkan dibanding anak lain. Anak berbakat biasanya kritis, banyak bertanya, susah diatur, punya rasa ingin tahu yang besar. Kadang membuat orang tua dan guru repot meladeninya.
2. Punya komitmen besar dan motivasi tinggi pada bidang yang disukai. Sejak kecil, anak berbakat biasanya selalu haus mencari bahan mengenai seluk beluk bidang yang disukainya itu, dan tidak bosan mempelajarinya.
3. Terus menerus mengembangkan kemampuannya. Anak berbakat mampu menemukan hal-hal baru, berimprovisasi, berkreasi, dan memberi sentuhan yang berbeda pada bidang yang disukai.
4. Kemampuan intelegensinya jauh di atas rata-rata. Anak berbakat sudah pasti anak yang cerdas, tapi belum tentu memiliki ranking tinggi di kelas. Sebaliknya, anak cerdas dan anak tinggi rankingnya di kelas belum tentu anak berbakat, karena mereka belum tentu punya komitmen besar dan kreativitas dalam bidang tertentu yang mereka minati.
Dari berbagai proses aktualisasi yang bisa dilakukan terhadap bakat, salah satunya ialah pengasahan (practising). Ted Williams, pemain bisbol AS, 1918-2002, menyampaikan, "People always told me that my natural ability and good eyesight were the reason for my succes as a hitter. They never talk about practice, practice, practice."
#HeruSupanji.blog
#HeruSupanji.blog